Sepanjang minggu, diakhir bulan, sering terlihat di surat kabar lokal, memberitakan gairah baru bagi geliat bisnis di Kota Batam, terasa nampak optimis akan adanya kesempatan pertumbuhan ekonomi di Pulau Industri ini.
Hampir semua media lokal, selalu menempatkan isu Batam sebagai Free Trade Zone (Kawasan Perdagangan Bebas) menjadi headline, sesuai dengan Ketetapan PP RI NOMOR 46 Tahun 2007 Tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, dan PP-RI 47 untuk Bintan, serta dan PP-RI No 48 untuk Karimun yang langsung diteken oleh Presiden RI, Soesilo Bambang Yudhoyono.
Dengan adanya Peraturan (PP) tersebut, ada beberapa hal Perencanaan Infrastuktur Kepulauan Riau :
- Pembangunan Kawasan Ekonomi Pariwisata Terpadu (KEWT) terbesar di Asia Tenggara yang akan menghubung wilayah pulau yakni Jembatan Barelang (Batam, Rempang dan Galang).
- Menetapkan Free Trade Zone Area
- Kerangka Bisnis berorientasikan Ekspor
- Menumbuhkembangkan industri lokal (UKM
![]() |
Bandara Udara Internasional Batam |
![]() |
Dukungan pemerintah untuk UKM |
![]() |
Kegiatan Usaha Menengah |
![]() |
Transaksi Jual Beli di Batam |
Sebuah artikel yang diterbitkan Marketing Section, Batam Authority (BEI NEWS 5 th Edition Year II, March-April 2001) misalnya menulis tentang prospek Batam :
" Despite the inevitability of a global free trade environment, Indonesia has to prepare itself for this eventuality in order to remain competritive in Asia Pacific. With the rapid growth and existence of Batam to date, Indonesia has excellent prospects to compete for a piece of the regional and global trade pie. By capitalizing on the strategic location of Batam in one of the world’s busiest trade routes, the Straits of Malacca, as well as adequate infrastructures, facilities and pool of labor, Batam can serve as the export center of Indonesia. Indonesian exporters, too, can benefit from a Free Trade Zone Batam to invest in Batam, as an initial step towards marketing their products globally."
Pertanyaannya bagi kita, anggota BBI- yang notabene terdiri dari para pengusaha UKM dari Bandung atau Jawa Barat pada umumnya ? Apa yang mesti dilakukan ?
Saya hanya seorang pelaku dan bukanlah pengamat ekonomi. Sebagai pelaku, tidak banyak teori dan data akurat - selain instuisi dan pengalaman saya saja yang mengajarkan bahwa jika ada investasi akan berarti menyerap tenaga kerja. Dengan bertambahnya investasi akan terdapat pertumbuhan ekonomi. Nah, otomatis saja pertumbuhan ekonomi akan memberikan multiplier effect ( efek berganda) kepada sektor lainnya bertumbuh. Pandangan saya akan tumbuh berbagai peluang usaha yang menyangkut pelayanan pada segala kebutuhan konsumen berdaya beli tinggi - yang notabene adalah pekerja antara lain perumahan, makanan, jasa angkutan, dan jasa hiburan serta rekreasi. Belum lagi peluang mengembangkan pasar ke wilayah AFTA ( Asean). Dengan tranportasi Batam ke Singapura dan Johor hanya 45 menit dan biaya Rp 230.000,- saja, bukankah itu pasar besar dengan low cost operations ?
![]() |
Pembangunan Properti yang sangat Pesat |
Prospek diatas akan menarik bagi pelaku yang memiliki daya antisipatif dan berjiwa pionir. Kalau hanya jadi pengikut (follower) setelah lihat dulu orang lain, hukumnya bagi pengikut adalah tidak berhak atas maksimum margin. Nah siapa rekan2 pengusaha berbagai sektor mau berkiprah di Batam FTZ ? Ayo bersama meraih sukses